Jumat, 19/02/2010 06:28 WIB
PANGGUNG politik kembali diwarnai munculnya kandidat dari kalangan artis. Ikang Fawzi, penyanyi era tahun delapan puluhan ikut meramaikan arena panggung politik di Lampung Selatan, Lampung. Arak-arakan masa dan musik rebana mengiringi kedatangan Ikang ke Kantor Komisi Pemilihan Umum Lampung Selatan, Kamis (18/2).
PANGGUNG politik kembali diwarnai munculnya kandidat dari kalangan artis. Ikang Fawzi, penyanyi era tahun delapan puluhan ikut meramaikan arena panggung politik di Lampung Selatan, Lampung. Arak-arakan masa dan musik rebana mengiringi kedatangan Ikang ke Kantor Komisi Pemilihan Umum Lampung Selatan, Kamis (18/2).
Didampingi istrinya, Marissa Haque, artis yang memiliki nama asli Akhmad Zulfikar Fawzi ini mendaftar sebagai calon Wakil Bupati Lampung Selatan periode 2010-2015. Ikang akan mendampingi calon Bupati Lampung Selatan, Zainudin Hasan, yang tak lain adik kandung dari Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan. Mereka akan bertarung di Pilkada Lampung Selatan pada 30 Juni 2010.
Pasangan ini diusung oleh tiga partai, yaitu Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Demokrasi Kebangsaan. Ikang yakin bisa memajukan Lampung Selatan jika ia dan pasangannya nanti terpilih.
Ahmad Zulfikar Fawzi atau populer dengan nama Ikang Fawzi lahir di Jakarta 23 Oktober 1959, adalah penyanyi rock yang populer tahun 1980-an. Hit lagu terkenalnya yang hingga kini melegenda di antaranya Preman, yang juga pernah dinyanyikannya dalam sebuah film yang dibintanginya bersama Rhoma Irama.
Ikang yang menikahi artis dan politisi PPP Marissa Haque pada menikah pada 12 April 1987 ini, kini lebih terfokus pada kegiatanya sebagai pengusaha properti. Walau dalam beberapa kali masih sering tampil menyanyi. Saat ini Ikang lebih sibuk sebagai pengusaha properti dibanding di dunia seni yang membesarkan namanya.
Ayah dari Isabella Muliawati Fawzi (19) dan Marsha Chikita Fawzi (18) itu dalam perjalanan karirnya juga pernah membintangi sejumlah film remaja. Di antaranya Pengantin Remaja II (1982), Tinggal Landas Buat Kekasih (1984), Yang Kukuh Runtuh (1985), Kulihat Cinta Di Matanya (1985), Menggapai Matahari (1986), Biarkan Bulan Itu (1987), Pembalasan Ratu Pantai Selatan (1988), dan MBA atau Married By Accident (1998).
Ikang menghabiskan masa kecilnya (TK dan SD) di Belgia dan Jepang, mengikuti ayahnya yang bekerja sebagai diplomat. Darah seni mengalir dari ayahnya. Ayah Ikang dulu pemain Hawaiian, pencipta lagu dan penyanyi. Karena dorongan dari ayahnya, Ikang, yang berusia 10 tahun, dimasukkan ke Yamaha Musik di Jepang untuk kursus privat electone dan drum. Tak hanya musik, Ikang juga belajar beladiri. Saat di Jepang Ikang belajar karate.
Setelah kembali ke Indonesia, dia menekuni pencak silat.Setelah menyelesaikan pendidikan di SMU, Ikang kian mengembangkan bakat bermusiknya bersama temannya Addie M. S.. Beberapa album yang telah dikeluarkan oleh Ikang antara lain, "Selamat Malam", "Randy & Cindy", "Preman", "The Very Best of Ikang Fawzi" dan album teranyarnya "Dua Sisi". Album "Selamat Malam" berisi 10 lagu, 8 di antaranya di aransemen oleh Addie M. S., yang berperan juga sebagai music directornya.
Sedangkan album terbarunya, "Dua Sisi", dirilis April 2005 setelah hampir 20 tahun tidak mengeluarkan karyanya. Ikang pernah mendapat gelar "The Best Rocker" pada tahun 1987. Awal perkenalan Ikang dengan dunia seni peran adalah saat mengisi malam puncak FFI 1981. Saat itu Ikang tampil sebagai penyanyi, kemudian ia diajak main film "Pengantin Remaja II" (1982).
Keberuntungan didapat oleh Ikang, dirinya dipasangkan dengan artis cantik Marissa Haque dalam film "Tinggal Landas Buat Kekasih" (1984) dan "Yang Kukuh Runtuh" (1985). Mereka bermain bersama setelah menikah dalam film Biarkan Bulan Itu (1987). Ikang juga pernah bermain bersama Rhoma Irama. Dalam film tersebut Ikang juga berpartisipasi mengisi soundtrack film tersebut dengan lagunya yang melegenda, "Preman".
Ikang Fawzi menikah dengan aktris Marissa Haque pada tanggal 12 April 1987. Setelah meraih gelar sarjana pada tahun 1987, Ikang terjun ke bisnis real estate. Pernikahannya dengan Marissa membuahkan dua orang anak, yaitu Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi. Putri pertama mereka yang akrab dipanggil Bella telah mengikuti jejak kedua orang tuanya sebagai artis. Pada tanggal 20 Juni 2007, Bella menjadi pemenang 'Abang None Jakarta' perwakilan dari Jakarta Barat.
Beruntung bagi Ikang Fawzi yang terlahir dari orang tua yang mencintai Musik dan memberi dorongan terhadap bakat yang dimilikinya. Ayahnya, H. Fawzi Abdulrani adalah pencipta lagu, pemain gitar dan penyanyi. Aliran musik sang Ayah boleh jadi berbeda dengan Ikang yng konsisten dengan aliran musiknya, Rock.
"Kalau Beliau senang musik Hawaian dan Keroncong", jelas Ikang tentang aliran musik sang Ayah yang pernah dijuluki 'The Singing Ambassador' oleh teman - temannya yang orang asing. Sementara ibunya, Hj. Setia Nurul Muliawati Fawzi (Alm.), adalah orang terdekat bagi Ikang. Lebih dari itu, sang Ibu merupakan pendorong dan pemberi semangat yang terbesar baginya dalam bermusik.
Walaupun tak ada satupun saudaranya yang tertarik menjadi Artis seperti dirinya, Ikang cukup senang karena mereka semua mengerti dan bisa bermain musik. "Semua saudara menyenangi musik dan bisa bermain musik. kita sering ber Jam Session di rumah". (*/lip6/ita)
Pencurian APBD di Banten dalam Pemilukada Tangerang Selatan 2010
BalasHapus"Penyimpangan Rp13,08 miliar, Ratu Atut Chosiyah Dihimbau Belajar ke Tangerang Agar Jangan DIpakai untuk Airin Rachmi Diany Pilkada di Tangsel 2010 Ini"
Sabtu, 26 Juni 2010, 07:58 WIB
Pemerintah Provinsi Banten diminta belajar laporan keuangan ke Kota Tangerang atau Kabupaten Tangerang sehubungan penemuan Badan Pemeriksa Keuangan tentang penyimpangan APBD 2009 sebesar Rp13,08 miliar.
"Saya sangat kecewa dan prihatin laporan hasil pemeriksaan (LHP) ditemukan adanya penyimpangan anggaran," kata Agus R Wisas, salah seorang anggota Komisi IV DPRD Banten, Jumat (25/6/2010).
Ia mengatakan, semestinya Pemprov Banten belajar laporan keuangan ke Kabupaten Tangerang atau Kota Tangerang
Sebab kedua daerah tersebut sudah tiga kali mendapat penghargaan terbaik Wajar Tanpa Pengecualian (WDP) dari BPK.
"Jika Gubernur Banten belajar ke daerah itu, kemungkinan dalam laporan hasil pemeriksaan menjadi lebih baik,"ujarnya.
Kalau Pemprov Banten mau studi banding ke dua daerah itu dan jangan sampai jauh-jauh ke luar daerah.
Selama ini, BPK menilai laporan keuangan APBD Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang sangat baik sehingga perlu belajar kepada mereka.
Pengalaman terburuk bagi Pemprov Banten, atas temuan BPK dalam laporan hasil pemeriksaan diindikasikan terjadi penyimpangan anggaran tahun 2009 sebesar Rp13,08 miliar.
Fz/At/Kl)